Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Mengatur Perkawinan Kambing

MENGATUR PERKAWINAN Apabila seekor kambing telah memasuki masa dewasa kelamin maka ternak tersebut dapat dikawinkan. Tanda-tanda dewasa kelamin : Kambing berumur 6-8 bulan biasanya telah dewasa kelamin (sudah mulai birahi). Umur dapat diketahui dengan catatan kelahiran atau dapat dilihat dari giginya Umur pertama kali dikawinkan 10 – 12 bulan (untuk betina), sedangkan yang jantan mulai dipakai sebagai pemacek berumur lebih dari 1 tahun. TANDA BIRAHI PADA TERNAK BETINA 1. Alat kelamin bagian luar membengkak, basah, merah dan hangat 2. Ekor digerak-gerakan, 3. Diam bila dinaiki oleh pejantan WAKTU MENGAWINKAN Waktu yang tepat adalah 12-18 jam setelah terlihat tanda-tanda birahi. Untuk memudahkan proses kawin dan mengurangi resiko kegagalan maka kambing betina dan pejantan dikandangkan dalam satu kandang. Hindarkan terjadinya perkawinan antar saudaranya atau anak dengan bapaknya, atau induk dengan anaknya. TANDA TERNAK MELAHIRKAN Pinggul mengendur Ambing tampak b

Memilih Bibit Kambing

TANDA-TANDA PEJANTAN CALON BIBIT Sehat, tubuh besar (sesuai umur) Bulu bersih dan mengkilap Badan panjang, kaki lurus, tidak cacat Tumit tinggi, penampilan gagah Aktif dan nafsu kawinnya besar, mudah ereksi Buah zakarnya normal (2 buah, sama besar dan kenyal); Sebaiknya dari keturunan kembar TANDA-TANDA BETINA CALON BIBIT Sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak cacat Bulu bersih dan mengkilap Alat kelaminnya normal Mempunyai sifat keibuan (mengasuh anak dengan baik) Ambing (buah susu) normal (halus kenyal tidak terinfeksi atau terjadi pembengkakan) Sebaiknya berasal dari keturunan kembar

Mastitis Sapi Perah

Susu merupakan salah satu bahan pangan yang berperan besar dalam ketahanan pangan terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani. Susu yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagian besar merupakan susu sapi sehingga secara tidak langsung sapi perah berkontribusi besar dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional. Susu merupakan produk utama dari peternakan sapi perah sehingga keberlangsungan produksi susu sangat diharapkan oleh peternak sapi perah. Kendala yang dihadapi peternak salah satunya adalah produksi susu yang menurun disebabkan penyakit mastitis atau disebut juga radang ambing. Mastitis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang perlu diwaspadai karena memiliki dampak ekonomi yang besar diantaranya adalah penurunan produksi susu, susu yang dibuang karena tercemar bakteri, diperlukan biaya tambahan untuk pengobatan, dan biaya penggantian sapi yang sakit. Mastitis juga dapat mengancam kesehatan masyarakat k

Paraplegia pre dan post partus

Paraplegia dalah suatu keadaan induk hewan yang sedang bunting tua atau beberapa hari sesudah melahirkan tidak dapat berdiri tetapi selalu dalam keadaan berbaring karena kelemahan tubuh bagian belakang  Penyebab : Kelemahan badan akibat beban yang terlalu berat misalnya waktu bunting anaknya terlalu besar atau kembar. Kandang terlalu sempit sehingga hewan tidak dapat bergerak dan kecapekan. Fraktur tulang femur,sakrum atau lumbal. Osteomalasia karena kekurangan vitamin D dan kalsium Pencegahan :  Sapi sering digerakkan atau dijalankan,  Kandang dapat tersinari matahari pagi,  Diberikan mineral yang cukup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan yaitu ; Masa pubertas dari sapi betina. Pada saat inilah organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pada ternak, pubertas ditandai dengan adanya keinginan ternak untuk melakukan perkawinan. Siklus birahi dari sapi betina. Siklus birahi pada sapi terdiri dari pro estrus, estrus, metestrus dan diestrus. Dengan mengetahui siklus birahi pada sapi betina ini akan mempermudah dalam mendeteksi kapan saatnya dilakukan inseminasi. Biasanya inseminasi buatan yang baik dilakukan pada pertengahan estrus hingga 6 jam setelah estrus berakhir. Semen yang digunakan dalam inseminasi buatan merupakan semen dari pejantan yang unggul. Keterampilan inseminator Peralatan inseminasi harus benar-benar steril karena alat inilah yang nantinya akan masuk ke dalam saluran reproduksi betina.

Indikasi Sapi Bunting setelah dikawinkan

Petunjuk mudah bagi peternak sapi, yang sapinya sudah dikawinkan Indikasi kebuntingan sapi yang tampak dari luar yaitu : Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB. Akan tetapi tidak berarti bahwa seratus persen akan terjadi kebuntingan. Adanya pembesaran kelenjar susu Ternak betina bertambah tenang, lamban dan hati-hati dalam pergerakannya sesuai dengan bertambahnya umur kebuntingan. Bulu mengkilat Berat badan meningkat abdomen bertambah besar

Basic Beef Cattle Nutrition

Introduction The proper nutrition of beef cattle is a key component of a successful production system. Feed usually accounts for the single largest input cost associated with beef cattle. An understanding of the ruminant digestive process and basic nutrition is required for effective feeding and management. Digestive System Cattle belong to a class of animals called ruminants. This group includes sheep, goats and deer. Ruminants have a digestive system which allows them to utilize roughages (e.g. hay, grass) as a major source of nutrients. These animals have a large (capacity up to 50 gal.), fluid filled digestive organ at the beginning of the digestive tract called the rumen. The rumen contains a large population of microbes (bacteria and protozoa). Much of the initial digestion of feed is done by microbes in the rumen. These microbes have the ability to break down cellulose and hemicellulose, which are main components of roughages. Rumen microbes also break down other

Equine Herpesvirus (EHV)

Equine herpesvirus adalah salah satu penyakit pernafasan umum pada kuda. Ada lima tipe Equine herpesvirus (EHV). Tipe satu dan empat yang paling umum, namun tipe dua baru-baru ini diindikasikan menyebabkan penyakit respirasi pada kuda. Infeksi equine herpesvirus bias menyebabkan penyakit respirasi, penyakit neurologic dan abortus. Gejala klinis pada bentuk respirasi dari EHV1 dan 4 biasanya terlihat pada kuda muda (berumur kurang dari 2 tahun) meskipun begitu, kuda segala usia bisa terjangkit penyakit ini. Equine herpesvirus biasanya ditandai dengan batuk ringan, leleran bening dari hidung atau mata dan kemungkinan terjadi demam dan menurunnya nafsu makan. Penyakit ini sangat mudah sekali menular dari satu kuda ke kuda lain dan sering menyerang semua kuda pada satu peternakan pada beberapa hari. Penyakit ini sering menyebabkan kefatalan pada bayi kuda yang baru lahir yang terinfeksi di uterus. Bagaimanapun juga penyakit ini mempunyai angka mortalitas yang rendah pada a

Rhodococcus equi Pneumonia

Rhodococcus equi pneumonia adalah penyakit sporadic yang biasanya ditemukan pada anak kuda yang berumur satu sampai enam bulan. Penyakit ini endemis pada suatu peternakan kuda, dan penyakit ini akan menyerang hingga 10 persen dari total anak kuda yang ada. Infeksi kebanyakan menyerang anak kuda yang berumur dua sampai tiga bulan. Dimana pada saat konsentrasi maternal antibodi dalam keadaan rendah. Anak kuda bisa terinfeksi saat lahir, tapi tidak menampakkan gejala penyakit sampai berumur satu sampai enam bulan. Organisme ini biasanya ditemukan ditanah dan sering dikulturkan dari feses yang berasal dari anak kuda maupun kuda yang terinfeksi. Anak kuda kemungkinan terinfeksi secara inhalasi oleh bacteria dari tanah. Penyakit ini tidak ditularkan dari konntak langsung antar kuda. Satu dari masalah utama dari Rhodococcus pneumonia adalah gejala dalam tubuh. Infeksi pada Anak kuda biasanya diawali dengan demam rendah, tapi bisa juga suhu tubuhnya meningkat sampai 106F. Bisa