Susu
merupakan salah satu bahan pangan yang berperan besar dalam ketahanan
pangan terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani.
Susu yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagian besar
merupakan susu sapi sehingga secara tidak langsung sapi perah
berkontribusi besar dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani
nasional. Susu merupakan produk utama dari peternakan sapi perah
sehingga keberlangsungan produksi susu
sangat diharapkan oleh peternak sapi perah. Kendala
yang dihadapi peternak salah satunya adalah produksi susu yang
menurun disebabkan penyakit mastitis atau disebut juga radang ambing.
Mastitis
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang perlu
diwaspadai karena memiliki dampak ekonomi yang besar diantaranya
adalah penurunan produksi susu, susu yang dibuang karena tercemar
bakteri, diperlukan biaya tambahan untuk pengobatan, dan biaya
penggantian sapi yang sakit. Mastitis
juga dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sifatnya yang
zoonosis. Oleh karena itu ketepatan diagnosa diperlukan untuk
menangani penyakit mastitis. Isolasi dan identifikasi di laboratorium
dari sampel susu yang diduga mastitis merupakan salah satu cara untuk
menegakkan diagnosa terhadap bakteri penyebab mastitis. Mastitis
dapat disebabkan oleh beberapa bakteri antara lain Staphylococcus
aureus,
Streptococcus
sp.,
Eschercia
coli,
Corynebacterium
sp.,
dan Pseudomonas
aeruginosa.
Oleh karena itu dengan isolasi dan identifikasi diharapkan dapat
ditemukan dengan tepat bakteri penyebab mastitis sehingga pengobatan
dapat efektif.
5 langkah pencegahan mastitis
:
1. Pemeriksaan rutin air susu
-
Mencegah infeksi baru pada ambing : alat pemerah diperhatikan kebersihannya
-
Menjaga kesehatan
- pemerahan baik, teratur
- setelah memerah celup putting di lar.
desinfektan
- pemeriksaan air
susu rutin
- sapi yang positif mastitis terus menerus atau berkelanjutan harus diafkir