Usaha sapi potong dan domba yang diperuntukkan untuk
menghasilkan daging berkualitas baik, pada umumnya dihadapkan pada
masalah ketersediaan pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat.
Produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena pertambahan
penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk
produksi pangan dan pembangunan subsektor lainnya. Oleh sebab itu
penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif
sederhana untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang
tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian
lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak
dan sebagian menjadi kompos. Ternak sapi atau domba yang menkonsumsi jerami padi
menghasilkan kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola
secara baik, akan menjadi pupuk organik dan akan bermanfaat optimal
bagi tanaman. Jerami padi dapat digunakan untuk pakan sapi potong dewasa
sebanyak 2-3 ekor atau domba dewasa sebanyak 20-30 ekor sepanjang tahun. Sehingga pada lokasi yang mampu
panen 2 kali setahun akan tersedia pakan berserat untuk 4 – 6 ekor sapi atau 40 - 60 ekor domba.
Hambatan pemanfaatan jerami padi secara luas
sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila
dibandingkan dengan hijauan pakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami
padi
Cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya
sangat disukai ternak sapi dan domba adalah melalui proses fermentasi dengan
menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik,
lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (eka bio plus atau ragi tape jerami). Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk
meningkatkan ternak sapi dan domba yang dipelihara. Kenapa kok domba saja ? apa kambing tidak bisa ? menurut pengalaman pribadi saya kambing sangat susah untuk mau memakan jerami fermentasi, apabila susah makan artinya nutrisi yang terserap juga sedikit, sehingga yang terjadi kambing tidak bisa cepat gemuk. Berbeda dengan domba yang relatif sangat mudah menerima jerami fermentasi.
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Cara Pembuatan
a. Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari
untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita
remas, apabila air tidak menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air
mendekati 60%.
b. Jerami yang sudah dilayukan tersebut
dipindahkan ke tempat pembuatan yang terlindung dari panas dan hujan, dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh
diinjak-injak) kemudian taburkan bahan mikroorganisme (eka bio plus
atau Ragi Tape Jerami)
c. Siramkan air secukupnya bila jerami terlalu kering (air + molases tebu lebih bagus), kemudian ditumpuk lagi jerami seperti
cara di atas sehingga mencapai ketinggian ± 2 m.
d. Tumpukan jerami dibiarkan selama 30 hari
(tidak perlu dibolak-balik).
e. Setelah 30 hari tumpukan jerami bagian dalam bisa diambil
dan ditimbang sesuai kebutuhan ternak (10% berat badan) lalu diangin-anginkan sebentar.
f. Jerami siap diberikan pada ternak.
g. Terus ulangi proses (e) dan (f) setiap hari sampai jerami fermentasi jerami habis
Selain
jerami, bahan lain yang bisa di fermentasi untuk makanan ternak antara lain: klobot jagung, pucuk tebu dll. pucuk tebu dibuat fermentasi dengan dilayukan
terlebih dahulu dan harus dipotong-potong antara 5-10 cm (bahan sama yaitu eka bio plus atau ragi tape jerami). Saya pribadi tidak suka jika proses fermentasi ditambahkan urea, karena walaupun proses fermentasi lebih cepat tetapi resiko keracunan urea pada ternak sangat berbahaya. Karena bisa terjadi human error akibat penaburan urea yang tidak merata.
Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Baunya agak harum.
2. Warnanya kuning agak kecoklatan (warna dasar
jerami masih Nampak)
3. Teksturnya lemas(tidak kaku).
4. Tidak busuk dan tidak berjamur.
sebagai pemberian pakan alternatif tentunya pemberian fermentasi jerami ini juga harus diberikan makanan penunjang bagi sapi atau domba, yaitu konsentrat sebanyak 10% pakan per hari dan mineral blok yang harus selalu tersedia di kandang.